Senin, 24 Oktober 2016

Surat untuk ayah

Apa kabar, Ayah? Kuharap Ayah selalu berada dalam keadaan baik dan sehat.

Mungkin Ayah akan terkejut ketika menerima dan membaca suratku ini. Wajar. Sebab aku tak pernah menulis surat kepada Ayah sebelumnya. Surat ini adalah surat pertama yang kutulis untuk Ayah.

Ayah, melalui surat ini, aku ingin mengungkapkan apa yang tak bisa kuutarakan dengan kata-kata. Sebab selama ini, Ayah tak punya waktu sebanyak waktu yang dimiliki ibu untuk menemaniku. Sekali lagi wajar, sebab Ayah memiliki tugas untuk mencari nafkah yang dilakukan di luar rumah.

Selain itu, kita memiliki sifat yang sama. Kita tak banyak bicara. Ketika kita bertemu, duduk di ruang dan tempat bersama, tak banyak hal yang bisa kita bicarakan. Kita lebih banyak diam.

Ayah, mungkin dirimu tak pernah menyadari kesalahan yang telah kulakukan. Aku pun tak menyadarinya.

 Ayah, maafkan aku yang telah melupakan segala jasamu. Ayah, maafkan diriku yang telah menafikan segala kerja kerasmu. Aku berharap, semoga diriku tidak lagi melakukan hal yang sama.

Ayah, mungkin aku adalah anak yang terlalu banyak meminta kepadamu. Setelah aku meminta maaf, kini aku meminta doa dari Ayah. Aku meminta ayah mendoakanku agar diriku bisa menjadi anak yang berbakti kepadamu, juga kepada ibu. Doakan diriku sehat dan panjang umur agar aku bisa membahagiakan Ayah dan Ibu. Aku ingin membalas segala jasa Ayah meski kuyakin tak bisa kulakukan seutuhnya. Mungkin hanya sebagian kecil, sebab hanya  itulah kemampuan yang kumiliki. Namun kuharap, sekecil apapun yang kulakukan, Ayah bisa ikhlas menerimanya dan bisa membahagiakan Ayah.

Salam hormat dari anakmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar